Vegetarian Itu Bagus, tapi Amat Sangat Sulit

Informasi seputar vegetarian belum banyak didengar dan diketahui mereka yang tidak vegetarian. Namun, diakui menjadi vegetarian itu baik dari segenap sisi.

Hanya saja, itu sulit dilakukan, karena menyantap daging dan olahannya, sudah kebiasaan. Ingin mencoba vegetarian pun sulit karena keadaan tak mendukung.
Misalnya, warung di malam hari nyaris tak ada yang menjual menu sayur. Semua menu daging melulu.

Dari lauk sampai isi dalam roti. Demikian rangkuman pendapat beberapa orang tentang vegetarian, Selasa malam. Erwin Edhi P (29), karyawan swasta di Yogyakarta mengakui belum banyak informasi vegetarian diketahuinya.

"Informasi kurang. apakah daging memang tak perlu disantap? Harus yakin dulu. Selain itu, saya pun bingung jika jadi vegetarian,warung warung menu pokoknya daging. Sayurpun ada campuran daging, dan bumbu kaldu," katanya.

Fima Rosyidah (26) karyawan swasta, pekan lalu pernah mencoba vegetarian, tapi hanya kuat sehari. "gak tahan melihat ayam di piring. Pengen vegetarian, tapi aku kayaknya nyerah deh. Dari kecil dibiasakan makan daging, terutama ayam, dan saya sendiri nggak terlalu suka sayur,"ujar warga Terban Yogyakarta yang bekerja di Jakarta Selatan ini.

Namun Erwin, dan Fima mengamini bahwa ada logika yang berbenturan tentang daging vs vegetarian. Misalnya sejak kecil manusia diarahkan untuk sayang hewan, tapi disisi lain makan soto, sate, dan olahan daging.

"Lha tapi,ketika kita makan sayur, itu kan juga membunuh tumbuhan. Bagaimana itu penjelasannya? Lantas, apa iya manusia itu, lebih cocok jadi pemakan tumbuhan? Manusia kan sudah dikodratkan pemakan segala? " kata Erwin. Adventa Pramushanti (26), public relations Jogjakarta Plaza Hotel, hotel berbintang empat di Yogyakarta mengatakan, tak mau bervegetarian.karena itu pilihan.

"Namun saya paham, tak ada ruginya. Hanya memang karena Secara jumlah minoritas, yang bervegetarian sering dianggap susah dan menyusahkan orang sekitarnya untuk urusan menu" Venta pun juga melontarkan kritik bahwa ketika orang bervegetarian, tak berarti akan baik kepribadiannya.

"Masih banyak dari kita masih berpatokan pada apa yang masukke mulut dan melupakan apa yang keluar, seperti kata-kata dan perbuatan. Ini juga melanda kaum vegetarian, lho," katanya. Martha Nalurita (27) wartawati Harian Jogja, sudah tak menyantap daging sejak Januari 2009.

Ia menetapkan bervegetarian karena alasan kesehatan.Selain sumber dari internet, ia sering membaca artikel yang menyebut bahwa daging berbahaya bagi kesehatan.

"Saya dulu, awalnya mencoba apakah ada dampak saat saya bervegetarian. Lha saya juga tidak serta merta percaya. Ternyata banyak manfaat. Dulu, jika kepanasan dan kelelahan, kepala migren dan badan cepat drop.Tapi Sekarang tidak. Dulu agak susah buang air besar, sekarang lancar banget. Bau badan juga jauh berkurang. Kentut pun, sekarang jadi gak bau, hanya bau pas sakit perut. Berat badanku pun turun, dari 59 kg kini 55 kg, padahal volume dan intensitas makan, tak berubah," ujar Martha.

Martha paham, vegetarian amat sulit diterima masyarakat, dan sisi defensif orang langsung mencuat kala disodori fakta bahwa daging berdampak jelek bagi kesehatan. "Tapi, disisi lain, ada fakta: sekarang orang mengidolakan pengobatan dengan obat herbal dan jamu. Artinya, itu secara implisit adalah pengakuan 'malu malu' dari manusia, bahwa tumbuhan punya manfaat hebat! Mana ada pengobatan oke yang berbasis daging? Saya bisa bilang, saya bisa hidup sehat 100 persen tanpa daging. Apakah orang bisa hidup sehat hanya dengan makan daging saja? Tidak, jawabnya" kata Martha. (kompas.com)

 
Design by Atjeh Market